Kerjasama Bisnis TG:@LIUO9527
Posisi saat ini: Rumah / Pesan / 5 Keistimewaan Papua Football Academy: Terapkan Cara Ajax Amsterdam

5 Keistimewaan Papua Football Academy: Terapkan Cara Ajax Amsterdam

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-07-21 11:30:02
Dilihat:5 Pujian
Para petinggi dari SKF dan PT Freeport Indonesia berfoto dengan para pemain dari Papua Football Academy dalam acara pendatanganan MoU antara SKF dan PT Freeport Indonesia di Hotel LangHam, Jakarta pada Senin (26/5/2025).

Jakarta - Papua Football Academy (PFA) hadir sebagai angin segar dalam dunia pembinaan sepak bola Indonesia, khususnya wilayah timur. Berbekal visi memberdayakan talenta Papua secara profesional, PFA memadukan infrastruktur modern, jajaran pelatih mumpuni, serta sistem kurikulum berstandar internasional.

PFA tak cuma sekadar mengajarkan siswanya bermain bola, tetapi juga pendidikan karakter hingga kemandirian. Tujuannya adalah agar anak-anak terbiasa dengan lingkungan baru, seperti di luar negeri misalnya.

"Yang anak-anak dapatkan di asrama yang pasti mereka belajar disiplin dimulai dari bangun jam 5 pagi, terus mereka harus mempersiapkan diri. Selain disiplin waktu, mereka juga belajar untuk bagaimana kebersihan. Dimulai dari halal kecil, contoh seperti mandi, sikat gigi, harus pakai sabun. Terus tepat waktu," kata coach Kelly kepada Bola.com.

"Ketika mereka masuk PFA, mereka harus belajar untuk mulai mandiri. Jadi kalau bilang apa yang mereka dapatkan di asrama, yang pasti banyak hal. Disiplin, kekeluargaan, dan kemandirian. Yang pasti semua itu apabila mereka mulai dari bangun pagi, mereka mulai dari belajar membersihkan, merapikan kamar, membersihkan kamar, membersihkan diri, secara tidak langsung mereka sedang membentuk karakternya."

Sosok Wolfgang Pikal yang punya pengalaman di Timnas Indonesia juga ambil bagian di PFA. Ia merupakan Direktur Teknik di akademi milik PT Freeport Indonesia, sehingga banyak hal-hal krusial ditreapkan di sana. Apa saja? Berikut ini ulasannya:

 


Infrastruktur Kelas Dunia

Ada Lionel Messi, Ini Daftar 18 Pemain Papua Football Academy yang Terpilih ke Gothia Cup 2025

Dari pantauan PFA memiliki fasilitas latihan dan sarana pendukung yang mengadopsi standar dunia, mulai dari lapangan rumput alami dan artifisial yang terawat, ruang kebugaran lengkap, hingga asrama atlet berfasilitas modern. Infrastruktur ini memastikan para pemain muda berlatih dalam lingkungan terbaik, sama seperti pemain-pemain elite dunia.

"Ya, kita untung punya sponsor PT. Freeport yang sangat baik, yang dia biaya semuanya. Tanpa biaya nggak mungkin jalan sepak bola, kan. Nah, tugas kita di sini memang untuk perkembangan anak-anak. Dan kita mampu soalnya kita kerja profesional. Kita punya infrastruktur cukup baik. Standar level pelatih-pelatih kita semua rata-rata B atau A license. Dan itu bantu banget untuk perkembang anak Papua di Papua Football Academy," ujar Wolfgang Pikal kepada Bola.com.

"Di Mimika Sports Complex di mana ada home base PFA itu cukup komplet. Kita di sana yang jelas kita punya asrama di dalam, kita punya ruangan kelas untuk sekolah, kita punya ruangan makan, kita punya basket hole yang kadang-kadang kita pakai, dan paling penting kita punya dua lapangan bola, satu lapangan sintetik untuk latihan dan satu lapangan rumput di mini stadion di sana dan ini sudah sangat standar untuk level di Indonesia sudah sangat bagus."

 


Pelatih Profesional Berlisensi A dan B

Seorang siswa Papua Football Academy mengejar bola saat coaching clinic bersama tiga legenda Borussia Dortmund di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Jumat (08/09/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Salah satu keunggulan utama PFA adalah komitmen terhadap kualitas kepelatihan. Seluruh pelatih yang bertugas mengantongi lisensi A dan B, baik dari federasi nasional maupun internasional. Keterampilan melatih yang tinggi ini berdampak pada proses pengembangan pemain muda yang efektif, disiplin, dan berbasis ilmu kepelatihan mutakhir.

"Mungkin lebihan khusus ya, kita coba identifikasi talenta dengan semaksimal mungkin. Sekarang aja di final camp disini, kita kan main sebab bola, artinya kita cari kualitas individu pemain, teknik taktik. Habis itu jelas kita punya tes kesehatan," katanya lagi.

"Kita punya functional movement screening, di mana pemainnya punya cedara yang berat atau enggak, kita juga punya fingerprint yang psikological test, dan psikologi test juga selama satu setengah hari, supaya kita tahu bagaimana motivasinya anak-anak ini sangat penting. Soalnya motivasi tidak penting untuk tempat motivasi tinggi, tapi harus punya intristik motivasi selamanya."

 


Kurikulum dari Ajax Amsterdam

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Papua Football Academy di Stadion Lukas Enembe, Kabupaten Jayapura, Rabu (31/8/2022). (Setkab).

PFA mengadopsi sistem kurikulum sepak bola hasil kerja sama dengan Ajax Amsterdam, akademi ternama Eropa yang dikenal menghasilkan talenta kelas dunia. Kurikulum ini menekankan pengembangan teknik individu, pemahaman taktik, serta pembentukan karakter pemain yang profesional dan adaptif.

"Sebetulnya kita di PFA sekarang yang tiga tahun kita berdiri di sini, kita sudah bisa dibilang antara yang akademi yang terbaik di Indonesia. Itu tidak gampang dan kita juga setiap tahun belajar termasuk materi latihan kurikulum kita berubah sedikit termasuk juga untuk standar seleksinya. Kita kan di PFA pakai sistem dari Ajax Amsterdam, namanya TIPS. Kita cari Technique, Intelligent, Personality and Speed dan sekarang kita tambah lagi satu postur. Soalnya pasaran di Indonesia cari yang pemain punya postur."

"Kemarin ada anak seleksi di Timnas sama coach Nova di Timnas U-17 itu memang dia juga suka yang tinggi. Nah yang tinggi atau postur bukan kriteria utama, tapi kita dapat profil pemain beda-beda itu baik untuk PFA baik juga untuk nanti untuk Timnas. Nggak mungkin semua punya profil sama. Kan ada yang tinggi, ada yang kecil tapi cepat sekali, kan ada yang sedang tapi teknik bagus. Saya pikir untuk satu tim harus tepat pemain, profil beda-beda dan sesuai posisi spesifik. Itu yang pintar lah."

 


Pola Latihan Terukur

Tim Papua Football Academy (jersey biru, belakang) menjalani uji coba melawan Euro Champ, Rabu (9/7/2025) sore sebelum berangkatan ke Gothia Cup 2025 di Swedia. (Bola.com/Arief Bagus)

Setiap sesi latihan di PFA dirancang secara presisi menggunakan metode saintifik dan alat ukur performa modern. Pemantauan dilakukan mulai dari aspek kebugaran, nutrisi, hingga psikologis. Hal ini memungkinkan setiap pemain mendapatkan program pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pribadi dan target kompetisi.

"Saya rasa itu bukan beda. Memang banyak akademi enggak punya infrastruktur seperti ini. Tapi beda untuk Papua Football Academy itu saya rasanya materi latihan, jadwal latihan. Anak kita yang angkatan pertama masih latihannya 15 jam per minggu. Sekarang sudah mau ke tahun keempat, yang anak yang semester 5-6 latihannya 18,5 jam per minggu. Semester 3-4 latihan 16 jam per minggu, dan anak baru akan masuk dia akan latihannya 15 jam per minggu."

"Artinya setiap hari latihan, dan dua kali atau tiga kali malam juga latihan individu. Volume latihan cukup besar, itu artinya. Belum tentu akademi lain bisa seperti ini."

 


Koneksi dengan Klub Elite Pro Academy

Tim Papua Football Academy (PFA) mewakili Indonesia pada ajang Gothia Cup 2025 di Swedia. (Bola.com/Dok. Papua Football Academy)

PFA memiliki jalur koneksi langsung dengan klub-klub elite pro academy di Indonesia. Koneksi ini membuka peluang seleksi dan promosi bagi lulusan PFA untuk melanjutkan karier di level profesional. Para pemain juga berkesempatan mengikuti trial dan seleksi intensif dengan pengamatan dari pelatih-pelatih elite.

"Yang untuk alumni PFA, kan alumni jadinya habis 3 tahun. Kita pegang anak itu di SMP, dan nanti untuk SMA kita buka pintu mereka supaya mereka bisa ke Jawa. Kita nilai pusat sepak bola di Jawa, dan tujuan pertama untuk kita, anak kita di PFA, lanjut karyarnya di Elite Pro Academy."

"Nah jika ada yang tidak bisa tempat-tempat di Elite Pro Academy, kita arahkan mereka ke akademi swasta. Seperti Safin, hingga Ricky Nelson Akademi. Dengan bantuan kita, kita tetap ada insuransi untuk mereka. Setiap minggu kita punya follow up call, ada tugas dari pelatih untuk tetap komunikasi dengan mereka."

Dan kita tetap monitoring dari Jakarta, dari perusahaan di Jakarta untuk lihat karier bagaimana. Tapi dengan semua itu masih terkomunikasi dengan orang tua. Misalnya orang tua bilang dia harus pulang, ya kita pulang. Tapi kita usahakan untuk maksimalkan potensi mereka."

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}